Friday, 19 December 2014

Setia Furqon Kholid


Setia Furqon Kholid adalah seorang Inspiring Motivator Termuda se-Asia, Penulis Best Seller, Entrepeneur sukses.

Awards
1. Trainer Termuda se-Asia (versi Pikiran Rakyat)
2. Mendapatkan Award "lelaki Sejati Pengobar Inspirasi 2010"
3. Penerima Beasiswa S1 Putera Sampoerna Foundation
4. Mahasiswa Berprestasi UPI 2008
5. Motivator termuda dengan lebih dari 200.000 alumni training di seuluruh Indonesia, dari Sabang Sampai Merauke

Terimakasih buat sahabatku tercinta Yuni Kusmiati , dia yang sudah mempromosikan buku karya Setia Furqon Kholid yang berjudul "Jangan Jatuh Cinta Tapi Bangun Cinta" pada saya, hingga saya tertarik untuk mengetahui seluk beluk tentangnya.
Dimulai dari searching di Google, Facebook, twitter ,dan semuanyaaa...

Banyak postingannya yang membuat saya semakin semangat menjalani hidup ini yang tentunya dibarengi dan diperkuat dengan selalu berdoa kepada yang Maha Kuasa, Allah SWT

Ini ada beberapa postingannya yang saya kutip dari FBnya
semoga bermanfaat, amin...

#TENTANG JODOH

Kalau dia benar mencintaimu, dia takkan mengkhianatimu.
Kalau dia benar menyayangimu, dia rela berpisah demi kebaikanmu.
Kalau dia benar setia padamu, ia takkan menduakanmu.
Karena masalah jodoh, bukan masalah seberapa tampan atau cantik dirinya.

Bukan seberapa kaya dan terkenal dirinya,
Atau seberapa dekat kau dengannya.
Tapi jodoh adalah masalah kecocokan jiwa.
Dan kesiapan untuk hidup bersama dalam suka dan duka.
Menerima kelebihannya, juga memaklumi kekurangannya.
Bukan titik yang menciptakan tinta. Tapi tintalah yang menyebabkan titik.

Bukan cinta yang membuat jadi cantik, tapi karena cintalah ia terlihat cantik.

“Semoga, yang sedang dalam penantian diberikan keistiqomahan
dan sikap positif. Sehingga jika tiba saatnya, moga Allah berikan
dia yang akan setia menjadi pendamping hidupmu. Aamiin”



# Ada dua persepsi ekstrim yang berkembang, Capai karir yang tinggi dulu, urusan menikah nanti saja kalau sudah mapan.
Akhirnya usia semakin menua, semangat menikah sudah mulai berkurang karena keasyikan di dunia kerja dan kesibukan kerja yang menguras hampir separuh waktu hidup.

Mencari yang ideal semakin sulit karena yang ideal kebanyakan sudah menikah di usia muda. Tak jarang kriteria diturunkan. Padahal karir sedang menanjak naik.

Sebaliknya, ada juga yang terlalu berani dalam menikah muda.
Tanpa memperhitungkan resiko dan kesiapan dalam hal ilmu, mental dan ekonomi.
Memang benar menikah bisa menyemangati diri untuk mandiri.
Namun tak sedikit yang kurang ilmu dan kemandirian akhirnya berujung pada kesulitan dan ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Memang benar Allah yang menjamin rizki, namun sunatullah dalam keterampilan menjemput rizki mesti dilatih.

Maka, sebaiknya kita mandiri semuda mungkin.
Berprestasi sebanyak mungkin.
Dewasa sesegera mungkin.
Berilmu setinggi mungkin.
Hingga bisa mendapatkan momentum yang pas untuk menikah.

"Menikah muda dengan kesiapan iman, ilmu, mental dan finansial sebaik mungkin".



No comments:

Post a Comment